rangkaianhari

Tuesday, August 15, 2006

[Refleksi] Kontemplasi Ambang Senja di Pantai Anyer



Mentari memipih...memudar...melebur dalam bentangan langit luas.
Perlahan, bulatan menyala itu menyatu dalam hamparan biru, membentuk rona temaram senja.
Lindapnya mulai menerpa sekujur raga, seiring hempasan angin yang menggulung kecil,
menyaput wajah.

"Alam takambang jadikan guru".
Kalimat di atas adalah pepatah adat kaum Minangkabau, yang dijadikan
filosofi kehidupan sehari-hari. Maknanya adalah alam dapat dipelajari, dipedomani, diatur dan dimanfaatkan. Belajarlah dari alam.

Minggu kemarin (12/08/06), aku secara tak sadar meresapi makna filosofis dari pepatah adat leluhurku tersebut. Sore itu, dalam kesendirian di ambang batas senja, di tengah butir-butir halus pasir putih di pantai Anyer...aku belajar kepada alam.

Dan kepada Allah sajalah, bersujud segala apa yang ada di langit dan semua
yang ada di bumi dari mahluk yang melata, dan (juga) para malaikat, sedang
mereka tidak menyombongkan diri. (Q.S. An-Nahl : 49)

Aku terhenyak membaca membaca ayat Al-Quran di atas, sebagaimana aku terpuruk dalam kemegahan alam di pantai Anyer kemarin. Aku yang merasa kecil dan terdiam tertelan dalam luasnya alam, adalah manusia sombong yang kerap kali mengabaikan Allah, yang menciptakanku dan seluruh jagad alam ini.

Sedangkan aku terpukau akan misteri alam, yakni bagaimana matahari dapat menghadirkan siang dan malam di bumi, bagaimana udara menjadi kebutuhan vital manusia untuk dapat bertahan hidup, bagaimana proses kelahiran manusia, kehidupan di jagad raya alam semesta, masih banyak lagi.

Sungguh klise, namun itu adalah kenyataan...bagaimana aku kadang melupakan Dia, bagaimana aku terkadang terlalu sombong untuk bersujud dan mensyukuri nikmat-Nya.

Aku malu terhadap alam. Betapa banyak manfaat mereka yg aku serap dan gunakan dalam kehidupan, namun mereka masih bersujud kepada-Nya. Sedangkan aku...masih saja berapologi dengan-Nya, dengan dalih aku hanyalah manusia biasa, yang selalu ada kekurangan.

Alam tak pernah mengeluh, mereka selalu berserah kepada Sang Pencipta. Sedangkan aku hanyalah seorang big complainer (mengutip istilahnya Ella), yang selalu mempertanyakan keadilan, tiap kali jalan yang dilalui tidaklah selalu mulus dilampaui.

Ada baiknya aku belajar kepada alam. Belajar bagaimana mereka tetap iklas, meskipun dimanfaatkan, dan tetap tidak sombong, meskipun mereka selalu bersujud kepada-Nya.

2 comment(s):

weleh, mantap de bapak ini

By Anonymous Anonymous, at 1:49 PM  

"Dulu alam bersanak saudara dengan langit. Namun ia dipisahkan dan dibiarkan berdiri sebagai penjaga bumi. Lalu langit dibentangkan tanpa penyangga."

Sungguh beruntung bila kita tergolong "orang-oraNG yang berpikir."

By Blogger Luvyuyun, at 3:20 PM  

Post a comment

<< Home


We Joined Blogfam