rangkaianhari

Thursday, October 27, 2005

[Celoteh] Obrolan Pagi Hari

Angkot JT 04 masih sepi. Hanya aku satu-satunya penumpang di dalamnya. Duduk di depan, Pak Sopir beserta Sang Istrinya yang ikut hendak pergi ke pasar. Mataku masih berat untuk dinyalangkan. Sisa-sisa kepeningan akibat kurang tidur semalam dan harus bangun untuk sahur pun masih berkutat di kepalaku. Tiba-tiba, naiklah seorang Bapak Tua, dengan rambut putih, berbadan ringkih, ke dalam angkot yang kutumpangi. Ternyata Pak Tua tersebut kenal dengan Pak Sopir dan Istrinya itu. Mulailah mereka bercakap-cakap dengan suara keras, yang menyadarkanku dari rasa kantuk.

" Jon (nama samaran)..... Gue udah gak tinggal di gubug derita Gue lagi sekarang. Sialan tuh si Yoso-Yoso (Gubernur DKI)! Pas Dia buka puasa bareng di mesjid, gubug derita Gue dibongkar Pemda," teriak Pak Tua kepada Pak Sopir.

"Ooo...yang pas hari Minggu itu ye, Bang? Kayaknye kita juga diundang tapi pada kagak dateng," tutur si Istri Pak Sopir dengan suara yang tak kalah kencang.

"Iye....waaaah, gak tau lagi deh Gue sekarang. Mana udah tua, pengangguran, anak 12, cucu 5, istri 4,......,......,....... (keluh-kesah)," ujarnya dengan nada putus asa tapi tetap dengan suara yang lantang.

"Itu mah salah Lo sendiri.....punya istri banyak. Kayak orang kaya aja Lo. Awas Lo Bang, kalo entar kayak gitu juga...punya Istri lagi," bisik-bisik Si Istri kepada Pak Sopir, Suaminya.

Pak Sopir hanya bersiul-siul kecil saja saat mendengar perkataan istrinya, lalu berkata pelan, "Emangnye Gue orang kaya, punya Istri banyak!"

Aku tersenyum sambil menahan tawa, mendengar percakapan kedua pasangan tersebut.

Sedangkan Pak Tua masih tetap saja mengocehkan keluhan kerasnya hidup, "Susah jadi orang kecil, diusir-usir mulu, mana,..... ..... ......(keluh kesah)."

Cukup lama percakapan ketiga orang tersebut mengenai kehidupan yang mereka alami akhir-akhir ini. Harga-harga naik, sebentar lagi lebaran dan masih belum bisa membelikan baju baru buat anak mereka, ongkos naik, bensin naik, dan lain-lain.

Saat itu...aku pun tersadar...aku belum berterima kasih kepada Allah, atas nikmat yang kuterima.

Nikmat yang menyebabkan aku hingga saat ini masih bisa makan dengan tenang, masih memiliki pekerjaan, masih mempunyai sedikit lebihan untuk membeli sesuatu yang aku inginkan, masih dapat tidur di rumah dengan nyenyak.

Alhamdulillah...terima kasih Allah!

Semoga Kau limpahkan juga rahmat-Mu bagi orang-orang yang membutuhkan.

0 comment(s):

Post a comment

<< Home


We Joined Blogfam