rangkaianhari

Friday, September 29, 2006

[Refleksi] Formula Untuk Kegagalan


Formalkan forum kegagalan.
Untuk mencegah agar kegagalan dan pelajaran berharga yng ditawarkan lenyap disapu angin, luangkan waktu untuk merenung. GE belum lama ini mulai berbagi pelajaran dari kegagalan, dengan mengumpulkan para manajer yang upaya "terobosan imajinasi"-nya gagal.

Ubah sasaran.
Inovasi membutuhkan kelenturan target karena prediksi awal seringkali tak lebih dari tebakan. Scott Cook dari Intuit bahkan menyarankan tim pengembangan produk mengabaikan perkiraan awal. "Dari setiap kegagalan, kita memiliki angka-angka yang kelihatannya bagus," ujarnya.

Ceritakan kisah pribadi. Jika karyawan mendengar para pemimpin mendiskusikan kegagalan sendiri, mereka akan merasa lebih nyaman dalam membicarakan kesalahan mereka. Tapi, ini bukan hanya tugas CEO. Cerita atasan langsung sering kali lebih penting, ujar Amy Edmondson, dosen Harvard Business School. "Pemimpin harus bersifat mendorong, penuh rasa ingin tahu, dan menjadi orang pertama yang mengatakan : "Saya berbuat kesalahan."

Tarik orang luar.
Orang luar dapat membantu menetralkan emosi dan bias yang menutup mata dari kesalahan. Pelanggan bisa menjadi pihak luar yang paling berharga.

Buktikan Anda salah, bukan benar.
Tim pengembangan produk cenderung mencari bukti pendukung, bukan penyanggah. "Anda harus membingkai ulang pencarian awal anda," ujar Scott Anthony dari Innosight. "Jangan mencari bukti bahwa Anda memiliki solusi yg benar. Lebih penting melakukan pengujian untuk membuktikan Anda salah."

Rayakan kegagalan yang cerdas.
Para manajer seharusnya mendesain sistem manajemen kinerja yang menghargai pengambilan risiko dan menumbuhkembangkan visi jangka panjang. Namun, mereka juga seharusnya merayakan kegagalan yang mengajari hal baru sehingga mendorong orang untuk mencoba kembali, dan berkesempatan membayar kesalahan.

Dikutip dari BusinessWeek Edisi Indonesia/19 Juli 2006.

Ini sebenarnya berbicara dalam konteks bisnis. Tapi menurutku, bisa juga dipakai untuk memotivasi diri sendiri, dengan konteks yang telah disesuaikan.


Picture from http://www.microimages.com

[Celoteh] Jangan Takut Salah



Selama ini, ada sebuah mindset di dalam benak orang, yakni merupakan aib bila melakukan kesalahan. Mungkin ada benarnya juga juga pemikiran seperti ini. Dengan demikian, setiap orang akan bertindak hati-hati dalam melakukan sesuatu. Orang akan sangat malu apabila melakukan sesutu, karena takut salah, dan ternoda nama baiknya. Namun, efek dari pemikiran tersebut akan membelenggu daya kreativitas, maupun menanamkan kragu-raguan orang dalam bertindak. Akibatnya, orang itu tidak akan berkembang karena tidak berani melakukan inovasi dan terobosan baru.

Thomas D. Kuczmarski, seorang konsultan pengembangan produk baru di Chicago, mengusulkan diadakannya "pesta kegagalan". Hal itu merupakan bentuk pengakuan atas kesalahan sebagai bagian dari proses kreatif. (BusinessWeek Edisi Indonesia/19 Juli 2006)

Kutipan di atas merupakan sebuah pemikiran baru, yang perlu ditanamkan ke dalam benak setiap orang. Sebuah pengakuan atas kegagalan yang kita perbuat, adalah langkah-langkah awal sebuah keberhasilan. Dari kesalahan itulah, orang akan belajar untuk mencapai kesempurnaan. Kalimat ini terdengar klise, namun memiliki makna yang dalam. Mungkin kalimat ini yang bisa membuat seorang Bill Gates dapat mengelola Microsoft menjadi sebuah perusahaan raksasa, seorang Thomas Alva Edison dapat menemukan berbagai macam alat yang membantu kehidupan manusia sehari-hari.

Mudah-mudahan seorang Arie dapat berubah, dan berbuat sesuatu yang lebih di dalam kehidupannya :).

Picture from: http://www.worldtrans.org/pic/optimism.jpg


We Joined Blogfam